Senin, 28 September 2015

Muhammad SAW, Sosok pemimpin yang rendah hati

Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang 


"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit..." desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.

"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?" 

Lalu baginda menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."

RENUNGAN :

Sosok Muhammad bukan hanya dikenal sebagai sosok seorang Nabi, tapi pada jamannya, beliau juga dikenal sebagai seorang pemimpin sebuah kaum yang besar. disaat beliau memerintah secara langsung kaum muslimin di jamannya. prilaku dan tindak tanduk dalam masa kepemimpinan beliau tidaklah seperti para pemimpin pada umumnya, kehidupan beliau begitu sederhana dan sangat jauh dari kemewahan.

Menurut kebiasaan, dibelahan penjuru dunia manapun, seorang pemimpin / raja / presiden atau apapun sebutannya, secara otomatis akan mendapatkan segala fasilitas Kemewahan yang diberikan secara cuma-cuma oleh negara yang dipimpinnya. Dan itu adalah sesuatu hal yang wajar. Mari kita lihat saja bagaimana glamournya kehidupan para pemimpin negara dari masa ke masa apalagi dimasa saat ini. Dan ternyata kepemimpinan sang nabi jauh dari itu, beliau mengusahakan apapun dengan tangan beliau sendiri karena beliau tidak ingin menyusahkan pengikut yang juga umatnya. Sehingga sungguh pantas, beliau sangat jauh dari perkara-perkara yang subhat apalagi yang haram.

Kesederhanaan Nabi, mendapat apresiasi penuh dari para sahabatnya dan yang akhirnya menjadi acuan bagi sahabat-sahabat dekat beliau dalam menjalankan masa kepemimpinan sepeninggal beliau.

Riwayat diatas tentu menjadi hal yang aneh didengar, bagaimana mungkin seorang pemimpin suatu kaum yang besar, seorang pemimpin umat yang agung, masih mengalami lapar akibat ketidak ketersediaan materi. tapi itulah realitanya, banyak sekali kesaksian para sahabat beliau dan bahkan istri beliaupun menyampaikannya melalui kesaksian-kesaksiannya.

Dan itu benar-benar terjadi pada sosok pemimpin umat sepanjang jaman. Dan faktanya, seorang figur yang sederhana itu yang hingga saat ini telah memiliki bermilyar-milyar umat. Semasa hidupnya dalam kesahajaan, kesederhanaan, bahkan jauh dari kemewahan seperti yang dimiliki umat-umatnya hingga kini.

Andai seluruh pemimpin mencontoh figur Muhammad, betapa bahagianya rakyat yang ada dalam naungan kepemimpinannya..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hadis riwayat apa?

kata kita mengatakan...

maaf, saya kurang tahu pasti, saya dengar kisah itu waktu dipengajian..