Sabtu, 20 April 2019

Ia sudah menunggu sewaktu-waktu, sudah siapkah kita?

“..Waktu terus berjalan, meninggalkan detik demi detik bersama rekaman segala prilaku yang tercatat rapi di sisi Rabb pencipta semesta alam. seiring dengan bergulirnya waktu itu pulalah, jatah hidup tentu akan semakin berkurang. Dan ada satu pertanyaan besar, “..Sudah cukupkah bekal yang akan dibawa??..”... berbahagialah orang-orang yang dihatinya selalu terngiang kalimat ini.. dan menjadikannya nasehat untuk dirinya dari waktu kewaktu… “

Bukan jaminan usia dimasa kecil, bukan jaminan pula usia dimasa muda, dan apalagi ketika usia dimasa tua. Yang kecil bisa mendahului yang muda, yang muda bisa mendahului yang tua, dan yang tua tinggal menunggu saat. namun kadangkala tidaklah jarang yang tua justru diberi kelonggaran umur hingga teramat pikun.

Kematian bagai tanda baca koma dalam sebuah deretan kalimat. Tanda pemisah dari kalimat satu ke kalimat berikutnya. Dan koma itu identik dengan kematian. Kematian adalah pintu gerbang antara 2 kehidupan, kehidupan alam dunia dan kehidupan alam barzah. Saat-saat dimana ruh lepas dan terbang memisahkan diri dari raga.. raga akan ditinggal kering dan hancur bersama waktu, dan menunggu hingga disuatu masa, ketika segala raga di ciptakan kembali seperti semula menjelang hari penghakiman..

Ada pertanyaan lain yang tentu kita belum tahu jawabannya, Jika ruh kita telah terpisah dari raga, apakah ruh kita termasuk dalam golongan ruh yang diberkati dalam kebahagiaan? Ataukah termasuk dalam golongan ruh yang akan mengalami perih pedihnya siksaan akibat azab..

Sebetulnya Petunjuk hidup untuk menjadi golongan ruh yang diberkati dengan kebahagiaan, telah diturunkan Tuhan Semsta alam, untuk dibaca dan di gunakan sebagai pedoman prilaku hidup. Cukup simpel hanya ada 2 pilihan, bila ingin selamat ya taati segala aturan-aturannya, namun jika tidak ingin selamat, ya abaikan saja.  

Satu hal yang terpenting adalah, senantiasa ingat bahwa, Kehidupan di dunia ini adalah hanya bayangan… dan setiap orang sedang berjalan dalam bayangan itu menuju ke kehidupan yang sebenarnya…

Banyak orang terlalu mencintai dunia yang fana, dan benar-benar rela mengabaikan kehidupan sejatinya di akherat. Mereka berlomba-lomba menumpuk-numpuk kesenangan fana daripada kesenangan yang nyata.

Kehormatan diri di dunia menjadi cita-cita utama. Dan kehormatan akherat adalah hal yang biasa dan terlupakan.  Kehormatan diri itu dikejar hingga jatuh bangun tanpa peduli dengan norma. Aturan agama dianggap sebagai penghalang segala cita-citanya. Perintah agama dianggap menjadi batu sandungannya untuk mengenyangkan hawa nafsunya. Dan bisa ditebak, dengan keadaan seperti itu, segala cara dianggap halal, ketika hawa nafsu bertahta dan menjadi raja dalam hatinya, hati telah mati dari cahaya ilahi, hati benar-benar telah jatuh dalam kegelapan yang segelap gelapnya...

“ Cinta dunia, dunia akan musnah, Cinta Mahluk, segala makluk akan mati, dan cinta harta benda semua pun akan hilang lenyap.. “


PESAN NABI TENTANG KEMATIAN :

Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)

Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)

Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka. (HR. Ahmad)

Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah. (HR. Muslim)

Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar: