Rabu, 17 Agustus 2016

Prasangka

Seorang pria penebang kayu kehilangan kapaknya. Dia mencurigai bahwa kapak tersebut dicuri oleh anak tetangganya. Maka untuk beberapa hari lamanya ia mengamati gerak gerik anak itu dengan cermat. Anak itu berjalan seperti pencuri, melihat seperti pencuri, bergerak gerik  seperti pencuri, dan bicara seperti pencuri. Setelah beberapa hari kemudian orang itu pergi lagi ke hutan untuk mencari kayu untuk keperluan sehari-harinya, dan disaat dia akan menebang kayu dia melihat kapak tergeletak tak jauh dari pohon yang beberapa waktu yang lalu ditebangnya..


Keesokan harinya, ketika si penebang kayu melihat anak itu lagi, anak itu berjalan, melihat, bergerak gerik dan berbicara biasa-biasa saja seperti halnya anak-anak yang lainnya..

RENUNGAN :

Bukankah kita semua kadang-kadang bertindak seperti pria yang kehilangan kapaknya itu?  Berprasangka yang tidak baik terhadap orang lain yang belum tentu berbuat seperti yang kita pikirkan.. Selama beberapa hari, si penebang kayu terbelenggu oleh kebencian, keresahan dan itu membuat dia merasa tidak nyaman. dan setiap kali bertemu anak yang dicurigainya, hati dan emosinya langsung bergolak, menuduh, berprasangka dan menghakimi.. akankah perasaan seperti itu layak ada dihati kita? Padahal apa yang kita pikirkan belum tentulah benar.. seandainya si penebang kayu lebih berpikir arif, dia tentu tidak menyia nyiakan waktu dengan mengotori hati dengan mengawasi orang lain.

Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

cermin bwt diri sendiri ea gan??? artikel yG menarik.